![]() |
| Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak -Perdagangan Orang (PPA-PPO), Brigjen Nurul Azizah (Foto:dok) |
Direktur PPA-PPO Polri,
Brigjen Nurul Azizah menyampaikan bahwa, “Perempuan dewasa sebanyak 260 orang,
anak perempuan sebanyak 45 orang, laki-laki dewasa sebanyak 228 orang dan anak
laki-laki sebanyak 23 orang”, ucap Nurul.
Lebih lanjut Nurul mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak akan memberikan toleran bagi pelaku perdagangan orang. Siapa pun yang terlibat, baik calo, orang tua, bahkan oknum pejabat. “Siapapun itu kami tidak akan memberikan toleransi bagi pelaku perdagangan orang. Siapa pun yang terlibat, baik calo, orang tua, bahkan oknum pejabat, akan ditindak tegas sesuai undang-undang yang berlaku”, ucap Nurul.
Nurul menambahkan, ratusan
kasus itu didominasi modus pengiriman para pekerja migran secara nonprosedural.
Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia yakni Jawa Barat, Kalimantan
Utara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, dan Sumatra Utara.
Dipekerjakan
di Perkebunan hingga Scam Online
Adapun negara tujuan
dari para pekerja migran yang berangkat secara non prosedural itu yakni
Malaysia, Myanmar, Thailand, Suriah, Dubai, dan Korea Selatan. Di sana, para
korban dipekerjakan di sektor perkebunan hingga scam online.
"Jangan mudah
percaya pada iming-iming pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar. Cek
legalitas perusahaan penempatan, pastikan ada kontrak kerja yang jelas, agar
hak-hak sebagai pekerja migran bisa terlindungi," pesan Nurul. (TIM)





0 Komentar