Menag Lukman beri kuliah umum di hadapan Civitas Akademika IAIN Sultan Amai Gorontalo. |
GORONTALO, KORANTRANSAKSI.com - Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin meminta agar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam lebih
aktif dan progressif dalam melahirkan literasi moderasi. Bahkan tidak hanya
literasi, Tridharma perguruan tinggi di PTKIN juga diminta agar lebih diarahkan
pada semangat untuk mengawal moderasi.
Hal ini
disampaikan Menag Lukman saat memberikan kuliah umum di IAIN Sutan Amai
Gorontalo yang bertajuk Pengautan PTKIN Merespons Isu-Isu Radikalisme dan
Intoleransi. Hadir dalam kesempatan ini, Rektor IAIN Sultan Amai Kasim Yahiji,
Bupati Gorontalo Nerlon Pamolangi, serta Sedtijen Bimas Islam Muhammadiyah Amin
dan Direktur Pembinaan Haji dan Umrah. Dua nama terakhir adalah bagian dari
keluarga besar IAIN Gorontalo.
Selain seribuan
mahasiswa dan civitas akademika IAIN, tampak hadir ratusn siswa Madrasah Aliyah
yang diharapkan nantinya akan menjadi bagian dari keluarga besar IAIN
Gorontalo.
Menurut Menag, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperkaya literasi moderasi. Salah
satunya adalah mengkaji sejumlah literatur yang dinilai mengancam kebebasan
beragama. Menurutnya, jika ada buku yang tidak sejalan, bukan dicabut izin
terbitnya, tapi civitas akademikai harus mampu menulis dan menerbitkan buku
lain sebagai counter wacana.
"Itulah dunia
akademik. Civitas akademika IAIN Gorontalo memiliki kapasitas dan kompetensi
untuk melakukan itu semua," ujar Menag.
Selain itu, PTKI
juga harus mampu membangun pusat-pusat studi yang bisa mengedukasi publik agar
lebih cerdas dan teliti dalam memilih informasi. Menag mencontohkan, masyarakat
Indonesia saat ini tidak memiliki literasi yang cukup dalam menggunakan sosial
media. Publik perlu diedukasi untuk bisa memilih dan memilah mana informasi
yang positif dan negatif. Dari situ, diharapkan tumbuh kesadaran untuk berbagi
informasi positif sehingga aura positif lah yang memenuhi diskursus wacana
publik, bukan sebaliknya.
Upaya lainnya yang
bisa dilakukan oleh civitas akademika adalah menerbitkan karya-karya ilmiah
yang bermuatan moderasi. Sebab, kata Menag, modal besar insan akademik adalah
kemampuan intelektualitasnya. "Bagaimana karya-karya ilmiah itu bisa lebih
banyak lahir dari IAIN ini dalam menebarkan Islam yang damai, moderat, dan
tetap bisa mengayomi semuanya, meski di tengah keragaman," pesannya.
Menag yakin
civitas akademika mempunyai kapasitas dalam memperkaya literasi moderasi umat.
"Malam ini, akan ada pertemuan seluruh PTKIN untuk memiliki cara padang
yang sama agar nilai-nilai moderasi ini bisa lebih intensif dan massif
disebarkan ke masyarakat kita," tandasnya.
Sebelumnya, Rektor
IAIN Sutan Amai Gorontalo Kasim Yahiji melaporkan bahwa IAIN Gorontalo siap
menopang kebijakan Bupati Gorontalo untuk menjadikan Kota Limboto sebagai
Madinatul Ilmi. Dalam kerangka itu, IAIN Gorontalo terus melakukan penguatan
dan pembenahan.
Menurutnya, saat
ini tidak kurang dari 4.800 mahasiswa yang belajar di IAIN Amai. Mereka mengisi
hari-harinya dengan berdiskusi dan kuliah bersama 130 dosen tetap PNS, dan 70
dosen tetap bukan pns.
Untuk
mengoptimalkan proses perkuliahan, IAIN juga terus menyiapkan sarana dan
prasarana yang memadai. Untuk mengintensifkan iklim belajar di kampus misalnya,
IAIN telah membangun asrama mahasiswa pada tahun 2016, dengan sumber dana dari
hibah Bupati Gorontalo.
Tidak hanya itu,
pada tahun yang sama menurut Kasim Yahiji, IAIN juga telah mendapat dana SBSN
sebesar 26.8 miliar yang digunakan untuk membangun Gedung Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Syariah, ruang perkulian, serta kegiatan terpadu. "Pada tahun 2018,
kami sudah mengusulkan dana SBSN kurang lebih 50 miliar, dan sudah mendapat
persetujuan Bappenas sebesar 25 miliar untuk pembangunan gedung
perpustakaan," ujarnya.
"Ini bagian dari
komitmen IAIN untuk lebih dekat melayani umat," tandasnya. (Q4/Rel)
0 Komentar