![]() |
| (Foto:dok) |
Dilansir dari The
Straits Times, Minggu (21/12/2025), para pelancong yang tidak diinginkan oleh
Singapura akan menghadapi pengawasan yang lebih ketat mulai tahun 2026. Hal itu
seiring inisiatif arahan larangan naik pesawat (no-boarding directive/NBD) yang
baru.
Mulai Januari 2026,
Singapore Airlines, Scoot, Emirates, Turkish Airlines, dan AirAsia akan
menerapkan NBD untuk melarang pelancong naik pesawat tujuan Singapura jika
mereka ditemukan tidak memenuhi syarat masuk ke Singapura. Otoritas Imigrasi
dan Pos Pemeriksaan (Immigration and Checkpoints Authority/ICA) mengatakan
lebih banyak maskapai penerbangan akan bergabung dengan inisiatif itu mulai
Maret 2026.
Skema baru tersebut
muncul setelah data ICA menunjukkan jumlah total pelancong yang ditolak masuk
ke Singapura antara Januari dan November 2025 hampir 26% lebih tinggi daripada
sepanjang tahun 2024 dan 46% lebih banyak daripada mereka yang ditolak masuk
pada tahun 2023. ICA mengatakan banyak pelancong yang ditolak masuk karena
beberapa lapisan pemeriksaan keamanan.
Hal itu termasuk jalur
otomatis yang dilengkapi dengan kemampuan deteksi anti-pemalsuan, dan sistem
penyaringan biometrik multi-modal yang memungkinkan ICA untuk dengan cepat
mengungkap mereka yang mencoba masuk ke Singapura dengan menyamar sebagai orang
lain atau menggunakan banyak identitas. Orang-orang yang dicurigai, seperti
mereka yang telah melakukan kejahatan dan dilarang kembali ke negara tersebut,
juga dapat dideteksi melalui sistem ini.
Wakil Asisten Komisaris
(DAC) ICA, Joe Tan, mengatakan otoritas tersebut juga memanfaatkan informasi
penumpang dan analisis data untuk mengidentifikasi pelancong tersebut sebelum
mereka tiba di pos pemeriksaan. Dia menambahkan para pelancong kemudian ditandai
untuk menjalani pemeriksaan keamanan yang lebih ketat sebelum diizinkan masuk
ke Singapura.
"Kami tidak
menolak masuknya pelancong hanya karena mereka diidentifikasi sebagai berisiko
tinggi di tahap awal. Para pelancong ini dihentikan di jalur otomatis kami saat
kedatangan untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata DAC Tan.
Dia mengatakan petugas
akan melakukan wawancara dan investigasi lebih lanjut untuk menentukan niat dan
kelayakan para pelancong untuk memasuki negara tersebut. Saat ini,
negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia sudah menjalankan inisiatif
serupa bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk mencegah pelancong
berisiko tinggi naik pesawat ke negara tersebut.
Di AS, program Secure Flight menyaring penumpang secara real-time terhadap daftar pantauan yang dikelola oleh Biro Investigasi Federal untuk teroris yang dikenal atau dicurigai. Di Australia, hal ini dilakukan melalui Daftar Peringatan Pergerakan (Movement Alert List), yang dikelola oleh Departemen Dalam Negeri.
Daftar tersebut berisi
informasi tentang orang-orang yang menjadi perhatian, mencakup mereka yang
memiliki catatan kriminal serius atau yang menimbulkan risiko keamanan bagi
masyarakat, atau yang sedang dalam masa larangan visa. ICA sedang meningkatkan
kemampuannya ke hulu untuk membendung gelombang pelancong yang tidak diinginkan
yang masuk ke Singapura. (TIM)





0 Komentar