![]() |
| (Foto:Humas Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman) |
Kemeriahan tampak sejak
pagi hari dan semakin meriah saat prisesi arak-arakan bungo lado, jamba, dan
lamang mewarnai kawasan sekitar masjid, menghadirkan suasana religius dan
kebersamaan yang kental di tengah masyarakat.
Momen makan bajamba
menjadi penutup rangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama tiga hari
tersebut. Tradisi yang sarat nilai kebersamaan dan gotong royong itu menjadi
simbol persaudaraan antarwarga Padang Pariaman.
Bupati Padang Pariaman,
John Kenedy Azis, yang turut hadir dan menutup secara resmi kegiatan tersebut,
menyampaikan rasa haru sekaligus bangganya atas antusiasme masyarakat. Ia
menilai kegiatan Mauluik Gadang ini berhasil memadukan nilai-nilai keagamaan
dengan tradisi budaya yang luhur.
“Ini adalah peringatan
Mauluik Gadang pertama yang kita selenggarakan di tingkat kabupaten. Melihat
antusiasme masyarakat yang luar biasa, insya Allah tahun depan kegiatan ini
akan kita jadikan agenda tahunan, dengan kemasan yang lebih baik dan tetap
menjaga makna religiusnya, yaitu merefleksikan kelahiran Nabi Muhammad SAW,”
ujarnya penuh semangat
Dalam sambutannya,
Bupati juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya kepada
seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Saya menyampaikan
terima kasih kepada ibu-ibu yang telah menyiapkan jamba dan membuat lamang,
kepada para donatur yang telah badoncek, kepada para alim ulama, tuanku, dan
panitia pelaksana. Tanpa kebersamaan dan semangat gotong royong kita semua,
kegiatan ini tidak akan berjalan semeriah ini,” ucapnya penuh rasa syukur.
JKA juga tidak lupa
memohon maaf apabila dalam pelaksanaan kegiatan terdapat kekurangan atau tamu
yang belum terlayani dengan baik. Ia berharap kebersamaan dan semangat gotong
royong yang tercermin dalam kegiatan ini terus tumbuh dalam setiap momentum
masyarakat Padang Pariaman.
Rangkaian hari ketiga
kegiatan Mauluik Gadang tersebut diwarnai dengan berbagai kegiatan khas tradisi
lokal, mulai dari badikia, shalawat dulang, hingga arak-arakan bungo lado,
lamang, dan jamba. Suasana religius berpadu dengan nuansa budaya yang hidup,
menjadikan kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang peringatan kelahiran Nabi
Muhammad SAW, tetapi juga wujud nyata komitmen Pemerintah Daerah dalam melestarikan warisan budaya takbenda Indonesia dari Padang Pariaman. “Kita ingin Mauluik Gadang ini tidak sekadar seremoni, tapi menjadi warisan kebanggaan kita bersama warisan budaya yang menghidupkan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan kecintaan pada tradisi daerah,” tutup Bupati John Kenedy Azis. (BAS/VER)
.jpeg)




0 Komentar