![]() |
(Foto:Ilustrasi Visa Donald Trump berencana menaikkan biaya Visa |
Presiden Amerika
Serikat, Donald Trump menyebutkan bahwa, ia akan menandatangani keputusan
pembatasan visa H-1B paling cepat akhir pekan ini. Langkah tersebut
diperkirakan akan membatasi masuknya pekerja asing melalui program H-1B,
kecuali biaya visa dibayarkan. Selain itu, Trump juga berencana menaikkan
tingkat upah minimum yang diwajibkan bagi pemegang visa H-1B.
Visa kerja H-1B selama
ini banyak digunakan perusahaan teknologi untuk mengisi peran teknis khusus.
Sementara itu, Menurut data US Citizenship and Immigration Services, Amazon
memperoleh lebih dari 10.000 persetujuan visa H-1B pada 2025. Microsoft dan
Meta Platforms masing-masing mendapat lebih dari 5.000 persetujuan.
Keputusan Trump itu langsung berdampak pada
pasar saham. Saham Cognizant Technology Solutions, perusahaan jasa teknologi
yang sangat bergantung pada tenaga kerja H-1B, tercatat turun lebih dari 5
persen pada Jumat (19/9/2025).
Kritik
atas penggunaan H-1B
Program H-1B menuai
kritik, terutama dari pekerja teknologi lokal di AS. Mereka menilai perusahaan
memanfaatkan pekerja asing pemegang visa H-1B untuk menekan upah dan
mengabaikan kandidat lokal. Visa ini berlaku antara tiga hingga enam tahun
untuk pekerja di bidang spesialisasi, biasanya teknologi.
Pekerjaan yang umum
diisi antara lain insinyur perangkat lunak, manajer program, hingga profesional
TI lainnya. India sejauh ini menjadi penerima manfaat terbesar dari visa kerja
H-1B dengan mencatat 71 persen dari total persetujuan tahun lalu. China berada
di posisi kedua dengan 11,7 persen, menurut data pemerintah AS. (TIM)
0 Komentar