7 Siswa SD di Bojonegoro Keracunan MBG

Tujuh Murid Sekolah Dasar Negeri di Bojonegoro mengalami keracunan MBG (Foto:dok)
Bojonegoro, KORANTRANSAKSI.com – Sebanyak 7 siswa sekolah dasar negeri (SDN) di Desa Semanding, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diduga keracunan usai menyantap panganan Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka mengalami gejala pusing, mual, hingga lemas. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (24/9).

Kepala Desa Semanding, Suharto, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyampaikan, para korban usai mengalami hal tersebut langsung dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro untuk penanganan lebih lanjut.

"Empat siswa dilarikan ke IGD. Alhamdulillah, tiga sudah bisa pulang dan satu masih dirawat," ujar Suharto, Kamis (25/9).

Suharto menyayangkan adanya insiden dugaan keracunan MBG tersebut. Ia juga menyebut bahwa pihak kecamatan tidak pernah diajak koordinasi dalam program itu. "Yang saya dengar SPPG-nya berada di Desa Campurejo, dan selama program berjalan tidak pernah dilibatkan atau diberi tahu adanya MBG di Desa Semanding," ucapnya.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Campurejo, Gilang Gumelar, mengatakan pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut. Sampel makanan juga telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk memastikan penyebab sakit yang dialami 7 siswa itu.

"Hasil uji laboratorium baru bisa keluar dalam 1x24 jam. Jadi saat ini kami juga menunggu hasilnya, apakah benar keracunan penyebabnya dari makanan MBG atau ada faktor lain," ujar Gilang.

Gilang menyampaikan, proses pengolahan makanan MBG dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dari pemilihan bahan baku, pencucian, hingga pengolahan, dipastikan memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, termasuk konsultasi dengan ahli gizi. Gilang merasa janggal dengan peristiwa ini.

Sebab, hanya di SDN Semanding yang ditemukan kasus seperti ini. Padahal, kata dia, pihaknya mengolah sekitar 3.000 porsi makanan yang didistribusikan ke 36 sekolah. "Ada ribuan porsi yang kami distribusikan, tapi masalah hanya muncul di satu sekolah. Ini yang sedang kami telusuri lebih lanjut, mohon waktu menunggu hasil laboratorium," ucapnya.

Atas kejadian itu, ia menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan mengevaluasi program MBG ini untuk lebih baik. (OD)

 

Posting Komentar

0 Komentar