![]() |
Tujuh Murid Sekolah Dasar Negeri di Bojonegoro mengalami keracunan MBG (Foto:dok) |
Kepala Desa Semanding,
Suharto, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyampaikan, para korban
usai mengalami hal tersebut langsung dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikusumo
Bojonegoro untuk penanganan lebih lanjut.
"Empat siswa
dilarikan ke IGD. Alhamdulillah, tiga sudah bisa pulang dan satu masih
dirawat," ujar Suharto, Kamis (25/9).
Suharto menyayangkan
adanya insiden dugaan keracunan MBG tersebut. Ia juga menyebut bahwa pihak
kecamatan tidak pernah diajak koordinasi dalam program itu. "Yang saya
dengar SPPG-nya berada di Desa Campurejo, dan selama program berjalan tidak
pernah dilibatkan atau diberi tahu adanya MBG di Desa Semanding," ucapnya.
Kepala Satuan Pelayanan
Pemenuhan Gizi (SPPG) Campurejo, Gilang Gumelar, mengatakan pihaknya masih melakukan
investigasi lebih lanjut. Sampel makanan juga telah dikirim ke Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk memastikan penyebab sakit yang dialami 7
siswa itu.
"Hasil uji
laboratorium baru bisa keluar dalam 1x24 jam. Jadi saat ini kami juga menunggu
hasilnya, apakah benar keracunan penyebabnya dari makanan MBG atau ada faktor
lain," ujar Gilang.
Gilang menyampaikan, proses pengolahan makanan MBG dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dari pemilihan bahan baku, pencucian, hingga pengolahan, dipastikan memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, termasuk konsultasi dengan ahli gizi. Gilang merasa janggal dengan peristiwa ini.
Sebab, hanya di SDN Semanding yang ditemukan kasus seperti ini. Padahal, kata dia, pihaknya mengolah sekitar 3.000 porsi makanan yang didistribusikan ke 36 sekolah. "Ada ribuan porsi yang kami distribusikan, tapi masalah hanya muncul di satu sekolah. Ini yang sedang kami telusuri lebih lanjut, mohon waktu menunggu hasil laboratorium," ucapnya.
Atas kejadian itu, ia
menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan mengevaluasi program MBG ini
untuk lebih baik. (OD)
0 Komentar