![]() |
Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi, Sandi Andaryadi saat membuka kegiatan FGD di Kemayoran, Jakarta Pusat (Foto:Humas Direktorat Jenderal Imigrasi) |
Aplikasi Dasmon
dirancang untuk mengukur, memantau, dan melaporkan kinerja layanan keimigrasian
secara statistik dan real-time. Data yang dihasilkan tidak hanya menjadi acuan
evaluasi, tetapi juga menjadi dasar penting dalam merumuskan kebijakan strategis
di tingkat pusat maupun daerah.
Sekretaris Direktorat
Jenderal Imigrasi, Sandi Andaryadi mengatakan bahwa "Dasmon bukan sekadar
alat monitoring, tetapi menjadi instrumen vital untuk membaca arah kebijakan
keimigrasian ke depan. Dengan data yang aktual dan akurat, kita dapat menyusun
kebijakan yang lebih tepat sasaran dan adaptif terhadap dinamika di lapangan”,
ucap Sandi saat membuka kegiatan FGD.
Sandy menambahkan,
Dasmon melengkapi rangkaian transformasi digital yang telah diterapkan Ditjen
Imigrasi melalui SIMKIM, yang menjadi tulang punggung layanan dan penegakan
hukum keimigrasian.
Melalui aplikasi ini,
satuan kerja baik di pusat maupun daerah dapat mengakses statistik layanan
secara langsung dan komprehensif, mulai dari jumlah permohonan paspor, kedatangan
dan keberangkatan WNA/WNI, hingga pengawasan orang asing.
Kegiatan FGD SIMKIM
2025 ini juga menjadi ajang diskusi untuk menghasilkan rekomendasi konkret
dalam penguatan tata kelola keimigrasian berbasis teknologi. Peserta yang
terdiri dari para pejabat fungsional dan struktural yang menangani teknologi
informasi yang berasal dari Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi, Kantor Imigrasi
serta Rumah Detensi Imigrasi terlibat aktif dalam merumuskan solusi strategis
ke depan.
"Keberhasilan
transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi menyangkut komitmen dan
kolaborasi lintas unit. Saya mendorong seluruh peserta untuk menjadikan Dasmon
sebagai rujukan utama dalam pengambilan keputusan berbasis data," tutup
Sandi. (ZIK/TIM)
0 Komentar