![]() |
(Foto:Humas Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman) |
Dalam sambutannya,
Bupati John Kenedy Azis menekankan pentingnya menggali dan mengembangkan
kembali potensi lokal yang dimiliki setiap nagari dan korong di Kabupaten
Padang Pariaman.
"Setiap daerah
memiliki kekayaan budaya, kesenian, adat istiadat, serta kuliner yang bernilai
tinggi. Jika dikelola dengan baik, potensi ini dapat menjadi sumber nilai
tambah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Bupati.
Ia menambahkan bahwa
selama ini pariwisata Sumatera Barat masih berfokus pada keindahan alam,
sementara potensi budaya, seni, dan kuliner belum digarap maksimal. Lebih
lanjut JKA membeberkan Menurut data dari General Manager Angkasa Pura II, di
BIM setiap hari ada 6.500 hingga 7.000 penumpang mendarat, dan 35 persen di
antaranya datang untuk berwisata. Bahkan, 10 persen merupakan wisatawan
mancanegara.
"Ini peluang besar
bagi kita untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya, kesenian dan kuliner”
ungkapnya.
Bupati JKA juga
menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan keberhasilan
program ini. “Saya berkomitmen membangun daerah ini, dan saya harap wali nagari
serta seluruh masyarakat juga menunjukkan komitmen yang sama. Festival ini
bukan sekadar acara seremonial, tapi upaya kolektif untuk membangkitkan kembali
kekayaan budaya kita,” tegasnya.
Berbagai kegiatan
budaya seperti festival layang-layang, bajulo-julo, batagak gala, batagak
kudo-kudo, batagak rumah gadang, gasiang, malamang, juadah dan tulak bala,
silek, ulu ambek dan lain sebagainya, direncanakan menjadi bagian dari
rangkaian festival di masing-masing nagari.
“Kalau tidak kita
angkat melalui festival, tradisi-tradisi ini akan tenggelam dan hilang dari
ingatan. Kita ingin budaya kita dikenal dunia dan diwariskan kepada generasi
berikutnya,” tambahnya
Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Hendri Satria, selaku panitia
pelaksana, menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah membangkitkan semangat
dan partisipasi masyarakat dalam melestarikan nilai-nilai budaya nagari serta
mengembangkan ekonomi kreatif berbasis lokal, menumbuhkan citra dan daya tarik
nagari, serta menggali potensi kesenian dan budaya yang ada di nagari.
Sementara itu, Ny.Nita
Christanti Azis selaku inisiator dan tim kurator program "100
Festival", mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya perhatian
terhadap budaya lokal yang kaya, namun belum diangkat secara maksimal.
“Budaya Padang Pariaman
sangat potensial. Kalau kita hanya diam, siapa lagi yang akan memelihara, dan
menjaganya serta mempublikasikannya? Program ini juga sebagai bentuk dukungan
terhadap UMKM dan para pengrajin lokal yang memerlukan pembinaan dan
perlindungan untuk mempertahankan eksistensinya,” ujarnya.
Program "100
Festival" diharapkan menjadi pemantik semangat pelestarian budaya
sekaligus penggerak ekonomi kreatif yang merata di seluruh nagari di Padang Pariaman. (BAS/VER)
0 Komentar