Sejak Januari –Mei 2025, Imigrasi Terbitkan Lebih dari 4.000 eVoA Melalui VFS Global

 

Para Penumpang saat melewati Autogate di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan perjalanan ke luar Negeri (Foto:Humas Direktorat Jenderal Imigrasi)
Bogor, KORANTRANSAKSI.com – Direktorat Jenderal Imigrasi memperluas jangkauan Market Electronic Visa On Arrival (VoA) melalui kerja sama dengan VFS Global, dan kini menghasilkan penerbitan sebanyak 4.345 VoA yang dimohonkan melalui platform VFS Global Selama Januari-Mei 2025.

Meskipun jumlah ini tergolong kecil dibandingkan keseluruhan eVoA yang diterbitkan untuk permohonan langsung pada website evisa.imigrasi.go.id, Ditjen Imigrasi memastikan bahwa promosi dan publikasi tentang eVOA dan layanan keimigrasian Indonesia lainnya telah menjangkau Australia, India, Inggris dan Amerika Serikat melalui kantor serta kanal dan media promosi/publikasi VFS Global. Keempat negara tersebut merupakan target market besar layanan eVOA di samping Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Direktur Kerja Sama dan Bina Perwakilan, Arief Munandar mengungkapkan, kerja sama dengan VPS Global memiliki peran yang strategis untuk memperluas jangkauan permohonan Visa Elektronik Indonesia. “Tentunya Kerja sama ini menjadi sarana diplomasi pelayanan publik Indonesia kepada dunia”, ujar Arief usai ditemui Rapat Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Kerja sama dengan PT VPS Service Indonesia di Sentul City.

Lebih lanjut Arief menegaskan, evaluasi tersebut tentunya menjadi salah satu langkah konkret untuk mendukung arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, dalam meningkatkan kualitas layanan keimigrasian berbasis digital yang inklusif dan berstandar global.

Sementara itu, data yang sudah dihimpun oleh Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukan, adanya peningkatan dalam penerbitan eVOA yang diajukan dalam platform VPS Global pada februari –Maret 2025, Sehingga berhasil menyentuh rata-rata 1.000 eVOA perbulan.  setelah periode uji coba permohonan pada Desember 2024 dan Januari 2025.

Sementara itu, total perlintasan masuk dan keluar melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi sejak Januari hingga minggu ketiga Mei 2025 mencapai lebih dari 12 juta. Secara bersamaan, penggunaan autogate yang meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Khusus bagi warga negara asing, autogate hanya dapat digunakan oleh Pemegang paspor elektronik.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Australasia VFS Global, Kaushik Gosh menyampaikan apresiasi atas implementasi kerja sama yang telah berjalan efektif dalam empat bulan terakhir. “Kami mencermati potensi pertumbuhan pemohon eVoA melalui VFS, terutama dari India, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, bahkan Afrika Selatan,” imbuhnya.

Pertemuan antara Ditjen Imigrasi dengan VFS Global tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan penting, di antaranya percepatan pembangunan dashboard rekonsiliasi yang ditargetkan dimulai pada Juni 2025 dan penyusunan timeline promosi layanan keimigrasian oleh VFS Global.

Arief menambahkan, Selain itu, VFS Global tetap diharapkan turut mengenalkan sistem ini kepada masyarakat dunia melalui berbagai metode promosi, seperti kampanye luar ruangan di London, Inggris dan New York, Amerika Serikat. Rencana kolaborasi dengan maskapai penerbangan luar negeri dan kerja sama iklan dengan bisnis di India juga tengah digarap.

"Evaluasi ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas layanan visa elektronik Indonesia secara global. Kami percaya, sinergi antara Pemerintah dan mitra layanan resmi seperti VFS akan memperkuat kualitas pelayanan Keimigrasian yang andal, aman, dan ramah pengguna," pungkas Arief. (TIM/RED)


Posting Komentar

0 Komentar