Imigrasi: "Kami Masih Sulit Mendeteksi Calon PMI Untuk Kerja di Industri ‘Judi’ Online "

 

Yuldi Yusman Usai dilantik sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi menggantikan Saffar Muhammad Godam 
Jakarta, KORANTRANSAKSI.com – Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) mengaku sulitnya mendeteksi Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan berangkat ke Kamboja untuk bekerja di bidang industri Judi Online atau Judol.

Maka dari, saat ini Indonesia masih belum memiliki penerbangan langsung ke negara tersebut. Calon PMI kemudian berangkat ke negara Asia Tenggara lainnya sebelum disalurkan menuju Kamboja melalui jalur darat. Seperti, berangkat untuk ke Kamboja, ada yang ke Thailand, ada yang ke Filipina, ada yang ke Malaysia terlebih dulu.

Plt. Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Yuldi Yusman menyampaikan bahwa, saat ini pihaknya masih sulit untuk mendeteksi Calon PMI yang akan berangkat ke negara Kamboja. “Sehingga kita tidak bisa mendeteksi sebenarnya mereka mau ke mana ternyata ujung-ujungnya tujuannya adalah Kamboja”, tutur Yuldi.

Yuldi menegaskan, pihaknya sudah melakukan sejumlah upaya untuk mencegah WNI menjadi PMI ilegal ke negara tersebut. Di antaranya, membatalkan paspor bagi calon PMI yang terindikasi menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Imigrasi mencatat sebanyak 80 WNI ditolak mengajukan paspor untuk berangkat ke Kamboja karena diduga terindikasi bekerja di sektor judi online, sejak Januari hingga Mei 2025.

Selain itu, memberi eduksi tentang keimigrasian di Desa Binaan Imigrasi, khususnya di pedesaan yang merupakan penyumbang PMI dengan jumlah besar. Ada beberapa yang sudah dilakukan. Pertama, mencegah keberangkatan WNI ke sana dengan melarang untuk berangkat atau kemudian membatalkan paspor bagi yang terindikasi akan melakukan kegiatan di Kamboja. 

Pemerintah Indonesia dan Kamboja juga tengah memperkuat kerja sama dalam bidang keimigrasian. Salah satunya, penempatan atase imigrasi Indonesia negara tersebut. "Jadi dengan adanya kerja sama ini diharapkan kita bisa meningkatkan warning terhadap WNI yang ke sana," kata dia. (TIM/RED)

 

 


Posting Komentar

0 Komentar