Cerita Petugas Medis Saat Pertaruhkan Nyawa Saat Lawan Corona

Seorang Petugas Medis Terlihat Tertidur Sambil Memantau Perkembangan Pasien Yang Terinfeksi Virus Corona ( Foto:dok)

Jakarta, KORANTRANSAKSI.Com – Seorang Perawat di Rs Cipto Mangunkusumo, Jakarta tercatat sebagai tenaga medis yang meninggal dunia akibat terinveksi Virus Corona atau Covid – 19.
Ninuk meninggal dunia pada 12 Maret 2020 setelah mengalami demam hingga 39 derajat Celcius karena kelelahan, diare, dan sesak nafas.

"Yang pasti yang sudah diumumkan oleh pemerintah baru satu orang perawat yang sudah meninggal," ucap Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah. Harif saat itu, 17 Maret 2020.

Ninuk sempat menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit tempatnya bekerja. Karena kondisi memburuk, dia kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Namun, belum sampai 24 jam di RSPI Sulianti Saroso, ia pun meninggal dunia.

Tepat sebulan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama Corona Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu, setidaknya ada 13 dokter yang meninggal dunia selama berperang melawan Corona.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengungkapkan, para dokter tersebut meninggal dunia karena terpapar Corona ada pula yang karena kelelahan.

Dokter terakhir yang diumumkan meninggal dunia hingga saat ini adalah Jeanne Winaktu. Dia meninggal dunia pada Kamis, 2 April 2020 pukul 06.00 WIB. Kabar duka ini diumumkan oleh IDI di akun media sosialnya.

Saat meninggal dunia, dokter Jeanne berstatus pasien dalam pengawasan Corona. Dalam hal ini, dokter Jeanne masih belum diketahui, apakah positif Corona atau tidak. Almarhum mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, Jakarta Pusat.

Sehari sebelumnya, IDI juga telah mengumumkan dua putra putri terbaiknya meninggal dunia. Kedua dokter tersebut adalah dr. Efrizal Syamsudin. Almarhum adalah dokter sekaligus Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih, Sumatera Selatan. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Senin 23 Maret 2020. Saat itu, belum diketahui penyebab meninggalnya dokter Efrizal.

Sementara satu pejuang medis lainnya yang dikabarkan meninggal adalah dr. Ratih Purwarini, Direktur Rumah Sakit Duta Indah, Jakarta Utara.

Wakil Ketua IDI, Adib Khumaidi, mengaku pihaknya saat ini masih menelusuri penyebab meninggalnya dua dokter yang juga direktur rumah sakit tersebut.

"Kami juga mau telusuri karena mereka berdua kan direktur sebenarnya," kata Adib.

Meski demikian, kata Adib, kedua dokter tersebut termasuk dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

"Cuma memang hasil swab-nya konfirmasi positif Covid-19 atau enggaknya belum ada kabar ya," kata Adib.

Sementara tiga dokter meninggal dunia dan dipastikan positif Corona adalah dr Adi Mirsa Putra asal Bekasi, dr Djoko Judodjoko asal Bogor, dan dr Hadio dari Bintaro.

Kabar meninggalnya dokter Djoko yang merupakan ahli bedah juga sempat diunggah dokter Pandu Priono melalui akun Twitternya. Dalam cuitannya ia menyebut bahwa dokter Djoko diduga terpapar Covid-19 saat menangani pasien yang terinfeksi virus serupa karena minimnya alat medis di tempatnya bekerja.

Kemudian, dokter lainnya yang meningga dunia saat berperang melawan virus corona adalah dr. Haido Ali, SpS (IDI cab. Jakarta Selatan), dr. Laurentius P, SpKJ (IDI cab. Jakarta Timur), dr. Andi Misaputra Sp. THT (IDI cab. Kota Bekasi), dr. Ucok Martin SpP (IDI cab Kota Bekasi) dan dr. Tono Silitonga (IDI cab. Bandung Barat). Sementara di Jakarta saja, tercatat ada 84 tenaga medis yang positif terinfeksi virus Corona.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan dari 84 orang yang dinyatakan positif Covid-19, dua di antaranya tengah hamil.

"Tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 sampai 84 orang, 1 orang di antaranya meninggal dan dua orang dalam kondisi hamil," kata Dwi di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Jumlah tersebut, lanjut dia, tersebar di 30 rumah sakit dan satu klinik di Jakarta. Seorang dokter asal Yogyakarta mencurahkan isi hatinya atas perjuangannya melawan pandemi Corona.

Lewat unggahan di akun Instagram-nya, @cindriwhy, baru-baru ini, perempuan diketahui bernama Cindri Wahyuni tersebut menceritakan bagaimana ia yang notabene merupakan ibu tunggal dari dua putri harus 'pasang badan' melawan pandemi.

"Sebagai dokter di garda terdepan, setiap hari menerima ODP dan PDP dari wabah COVID-19. Sedih rasanya jika aku nanti sakit tertular virus yang jahat ini," tulis Cindri mengawali keterangan foto memperlihatkan dirinya pakai Alat Pelindung Diri (ADP).

Rantai tak kunjung putus ini dikatakan Cindri sebagai hasil banyaknya orang tak bertanggung jawab yang masih berkeliaran di luar rumah tanpa kepentingan.

"Anak-anakku bagaimana? Siapa yang akan mengurus mereka jika aku tertular? Di mana hari nurani kalian?" sambungnya.

Ia mengatakan, kegiatan perkantoran maupun sekolah yang diliburkan di Jakarta tak membuat warganya berdiam di rumah. "Malah berbondong-bondong mudik ke kampung halaman," sambung tenaga medis yang menangani pasien positif corona Covid-19 tersebut. ( TIM)

Posting Komentar

0 Komentar