Penyeragaman Tarif Listrik Hanya Kedok PLN Naikkan TDL?


JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com - Kabarnya PT PLN (Persero) akan melakukan penyeragaman tarif dasar listrik (TDL) untuk kalangan penerima non subsidi. Sehingga yang tersisa nantinya adalah kapasitas listrik 4.400 volt ampere (VA) dan 6.600 VA ke atas. Untuk kapasitas 4.400 VA akan ditiadakan. Versi bahasa PLN adalah akan ada penyeragaman tarif. Ada sinyal kenaikan lagi? Seperti diketahui untuk saat ini untuk kapasitas listrik non subsidi mulai dari 900 VA, 1300 VA, 2200 VA, 3500 VA, 4400VA, 5500 VA dan 6600 VA ke atas.
Menurut ekonom INDEF, Bima Yudistira Adhinegara, kebijakan PLN yang akan menyeragamkan tarif listrik, lagi-lagi hanya permainan saja. Dengan kata lain ada skenario kenaikan tarif yang coba-coba disamarkan, menurut bahasa masyarakat. Padahal maksud yang sesungguhnya adalah ingin menaikan harga listrik. “Bagi saya kebijakan penyeragaman tarif itu tak ada. Saya lihat yang sebenarnya hanya kedok pemerintah untuk menaikan tarif listrik saja,” ungkap Bhima di Jakarta, kepada awak media Minggu (12/11) yang lalu.
Menurut pengamatan masyarakat, kalua bukan bakal menghadapi tahun politik, tarif listrik sudah naik beberapa bulan yang lalu. Pendapat itu sejalan dengan prediksi Bhima.Menurutnya, pemerintah semula ingin menaikan TDL di pertengahan tahun ini. Namun tak terjadi karena sudah memasuki tahun politik. Diakui bahwa tanpa menaikkan TDL memang telah mempengaruhi kinerja keuangan PLN. Di satu sisi, mereka juga ditekan pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur energi. Tapi pada akhirnya, kondisi seperti ini lagi-lagi membuat masyarakat yang jadi korban.
“PLN memang berada dalam sebuah dilemma. Ditekan untuk terus membangun infrastruktur, tapi dananya semakin terbatas dan utangnya membengkak. Tapi yang disayangkan, masyarakat lah yang pada akhirnya akan dikorbankan dengan berbagai dalih untuk menaikkan TDL,” kecam dia. Dilihat dari kinerja PLN, hingga kuartal III-2017, laba PLN anjlok 72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp3,06 triliun.
Bima mengaskan, kebijakan penyesuaian tarif tersebut kurang tepat dilakukan saat ini. Sebab dapat memukul daya beli kelas menengah. Sebab kendati penyesuaian TDL hanya dilakukan pada golongan 900 VA, tapi dapat mengerek inflasi. “Makanya pemerintah menargetkan inflasi tahun depan di kisaran 3,5 persen, tapi bisa di atas 4-4,5 persen, jika kebijakan ini jadi dilakukan,” tambah Bhima lagi. Kondisi ini disebut Bhima akan berimbas pada pendapatan masyarakat yang semakin tergerus untuk bayar listrik. “Ritel makin sepi dan pertumbuhan ekonomi saya khawatirkan cuma tumbuh di bawah 5 persen dengan konsumsi di bawah 4 persen,” kata dia. Nah, lagi-lagi masyarakat kecil yang dibuat menjerit. Bagaimana pak Jokowi? (Odjie/Ak-B)***

Posting Komentar

0 Komentar