![]() |
| Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto saat menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional terhadap Almarhumah Marsinah dari Provinsi Jawa Timur |
"Kalau outsourcing
tiga bulan selesai, tiga bulan selesai. Itu bisa membuat rumah tangga tidak
stabil. Saya berharap pemerintah, terutama Pak Prabowo, dapat menghapus
outsourcing seperti dulu," kata Marsini.
Lebih lanjut Marsini menambahkan, persoalan sistem kerja alih daya atau outsourcing yang menyebabkan ketidakpastian bagi pekerja dan berdampak terhadap kehidupan keluarga buruh. Marsini juga menyatakan perjuangan Marsinah tidak hanya ditujukan untuk dirinya, tetapi untuk kesejahteraan seluruh buruh. "Harapan kami kepada teman-teman buruh, semoga dengan adanya UMR itu bisa mencukupi kehidupan lebih layak. Dulu Marsinah sampai makan hanya dua kali sehari," ujarnya.
Dia berpesan agar
perjuangan sang adik, yang kini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, dapat
menjadi penyemangat bagi buruh di seluruh Indonesia.
Pesan
Terakhir Marsinah
Marsini mengaku selalu
mengingat pesan terakhir adiknya yang bercita-cita ingin kuliah dan
memperjuangkan nasib buruh agar tidak lagi mengalami kesulitan seperti dirinya.
Namun, cita-cita itu tak pernah terwujud karena kondisi ekonomi keluarga.
"Perjuangan
Marsinah semoga terus dilanjutkan oleh teman-temannya. Banyak dari mereka yang
dulu masih kecil, sekarang sudah bisa berjuang," katanya dengan suara
bergetar.
Marsini meminta para
buruh untuk tidak melupakan perjuangan Marsinah yang hingga akhir hayat tetap
bersuara untuk keadilan. "Tetaplah berjuang. Ingatlah Marsinah yang tidak
sempat punya anak, kami mohon doa agar Marsinah tenang di sana," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden
Republik Indonesia, Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional
kepada almarhumah Marsinah dari Provinsi Jawa Timur. Keputusan tersebut
tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 116.TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan
Gelar Pahlawan Nasional. Marsinah dinilai layak mendapat gelar Pahlawan
Nasional Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan.
"Marsinah adalah
simbol keberanian, moral, dan perjuangan hak asasi manusia dari kalangan rakyat
biasa. Lahir di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Ia tumbuh dalam keluarga
petani miskin yang menanamkan nilai kerja dan keadilan sosial," demikian
petikan informasi yang dibacakan di Istana Negara, Jakarta. (RED)





0 Komentar