Permudah Layanan Keimigasian di Kapal Pesiar, Imigrasi Bersinergi Dengan PELNI

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman (kiri) saat menandatangani perjanjian kerjasama antara Direktorat Jenderal Imigrasi dengan PT PELNI dalam hal layanan pemeriksaan keimigrasian pada Immigation On Shipping (IoS)
Jakarta, KORANTRANSAKSI.com – Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT PELNI dalam hal layanan pemeriksaan keimigrasian pada Immigration on Shipping (IoS). Penandatanganan yang dilakukan pada Rabu, 22 Oktober 2025 ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan keimigrasian pada perlintasan masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

Plt Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman menjelaskan, Immigration on Shipping adalah layanan pemeriksaan keimigrasian yang dijalankan di atas kapal pesiar selama pelayaran menuju Indonesia, sehingga dokumen seperti paspor dan visa diperiksa sebelum kapal bersandar di pelabuhan.

“Mekanisme tersebut mempersingkat antrean kedatangan di pelabuhan sehingga memberikan kenyamanan terhadap warga negara Indonesia yang pulang dari cruising maupun wisatawan asing,” ujarnya.

Dalam mekanisme IoS, Petugas Imigrasi diberangkatkan ke pelayaran kapal pesiar rute dari luar negeri ke Indonesia dan bergabung ke kapal sejak di pelabuhan asal keberangkatan. Petugas kemudian melakukan verifikasi manifest penumpang dan awak, memeriksa paspor serta visa, sehingga ketika kapal tiba di pelabuhan Indonesia, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan tanpa melalui konter imigrasi. Yuldi menambahkan, mekanisme ini sangat membantu alur kedatangan karena tiap kapal pesiar dapat menampung ribuan penumpang.

Pada periode Oktober 2022 hingga April 2025, layanan IoS telah melayani 215.453 penumpang kapal pesiar dari berbagai negara (Australia 11.523; Amerika Serikat 8.460; Inggris 7.504). Pada periode libur Nataru 2025 tercatat 2.515 orang, sedangkan pada Idul Fitri 2025 tercatat 18.329 orang.

Beberapa pelabuhan strategis yang kerap menjadi titik sandar adalah Pelabuhan Benoa (Bali), Pelabuhan Labuan Bajo (NTT), Pelabuhan Tanjung Priok (DKI Jakarta), Pelabuhan Sabang (Aceh) dan Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang). Pelabuhan Benoa merupakan yang paling padat, mencatatkan total 48 kapal pesiar selama periode tersebut.

“Dengan kerja sama ini, kami berharap pemeriksaan keimigrasian dapat berlangsung lebih cepat, aman, dan nyaman bagi awak serta penumpang kapal pesiar, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap industri wisata bahari Indonesia dan ekonomi lokal pelabuhan. Imigrasi berkomitmen terus memperkuat kolaborasi lintas sektor guna mewujudkan pelayanan keimigrasian yang prima,” kata Yuldi. (ZIK/TIM)

 

Posting Komentar

0 Komentar