![]() |
(Foto:Humas Kementerian Pariwisata) |
Wakil Menteri
Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengatakan bahwa, overtourism di Bali saat
ini masih menjadi isu yang sensitif. Padahal yang terjadi bukanlah over
tourism, melainkan kegiatan wisatawan yang masih banyak terpusat di Bali bagian
selatan.
"Bagaimana
mengawali untuk menyebarkan turis ini bisa sampai ke Bali Barat, Bali Utara,
juga Bali Timur, adalah dengan hal mendasar. Kita harus membuat satu inisiatif
yang menaikkan nama tempat itu dan GWB inilah salah satunya, maka kita pilih
Pantai Lovina sebagai lokasi kegiatan”, ujar Puspa.
Lebih lanjut Puspa
menekankan, bahwa kebersihan menjadi faktor kunci dalam menciptakan pengalaman
wisata yang berkualitas. Ketika destinasi terlihat bersih, wisatawan akan
merasa lebih nyaman dan betah.
"Apa itu?
Pengalaman ketika datang bersih atau tidak (destinasinya), itu saja sudah
mempengaruhi keinginan (wisatawan). Ketika baru dilantik, saya sudah
mendapatkan banyak sekali pesan bahwa destinasi kita kotor, toilet tidak
bersih, dan sebagainya. Hingga akhirnya kami buatlah Gerakan Wisata
Bersih," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
![]() |
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa saat mengaktifivasi program Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Lovina, Buleleng, Bali (Foto:Humas Kementerian Pariwisata) |
Selain kegiatan
bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk
meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung
seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem
pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang
berkelanjutan.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek "health and hygiene" dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). Lebih lanjut Wamenpar menuturkan, dalam upaya penyebaran wisatawan di Bali, Kementerian Pariwisata bersama industri juga telah meluncurkan paket wisata 3B yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara. Paket wisata 3B tersebut menargetkan 10 persen dari jumlah wisatawan yang datang ke Bali baik wisatawan nusantara maupun mancanegara dengan memanfaatkan jalur masuk dari Banyuwangi.
![]() |
(Foto:Humas Kementerian Pariwisata) |
Kegiatan Gerakan Wisata
Bersih (GWB) di Pantai Lovina diikuti sekitar 500 peserta terdiri dari
perwakilan pemerintah pusat dan daerah, institusi pendidikan, komunitas,
asosiasi, mitra kolaborasi, serta masyarakat lokal. Kegiatan ini mengumpulkan
sampah yang kemudian dikirim ke Tempat Pengolahan Sementara (TPS) untuk proses
pemilahan dan pengolahan lanjutan sesuai standar pengelolaan sampah terpadu.
Wamenpar berharap
aktivasi GWB di destinasi benar-benar menjadi gerakan dan menumbuhkan kesadaran
kolektif. "Saya bermimpi bagaimana kalau setiap destinasi yang diaktivasi
GWB bisa setiap bulan melakukan kegiatan bersih-bersih, tidak hanya bersama
masyarakat, pelaku industri, tapi juga mengajak wisatawan," ujar Wamenpar
Ni Luh Puspa.
Hadir dalam kesempatan
tersebut, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemprov Bali, Wayan
Ekadina; Sekretaris Daerah Buleleng, Gede Suyasa; Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Buleleng, Dody Sukma; Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Ni Kadek
Turkini; Area Manager Bookingcom, Gegen Sumarjana; Field Manager Sungai Watch,
I Made Dwi Bagiasa; CEO PP Atourin Teknologi Nusantara, Benarivo Triadi Putra,
dan lainnya.
Hadir mendampingi
Wamenpar Ni Luh Puspa, Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji; Deputi
Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto; Asisten Deputi
Aksesibilitas dan Amenitas Wilayah II, Dwi Marhen Yono; serta Direktur
Politeknik Pariwisata Bali, Ida Bagus Putu Puja. (TA)
0 Komentar