Erick Thohir: " Tinjau Ulang Utang, Borong Dolar”

 

Menteri BUMN Erick Thohir (Foto:Instagram Erick Thohir)
Jakarta, KORANTRANSAKSI.com - Menteri BUMN Erick Thohir meminta sejumlah BUMN besar untuk memborong dolar AS dalam jumlah besar saat ini. Arahan itu diberikan mengingat nilai rupiah yang terus anjlok saat ini ke level Rp 16.000 per dolar AS. Usai serangan Iran ke Israel, tensi geopolitik di Timur Tengah memanas. Imbasnya ke harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang bisa berdampak ke inflasi dalam negeri. Contohnya inflasi AS sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Karena itu, Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.

Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat. "Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/4).

Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan. Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.

"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," kata Erick. (TIM/RED)


Posting Komentar

0 Komentar