Menhan Menduga Ada Oknum Bikin Panas Situasi Papua

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu.
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menduga ada oknum atau pihak yang sengaja bikin panas situasi, sehingga mengakibatkan munculnya konflik di Papua yang mengakibatkan pemutusan akses di dua desa oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak beberapa waktu lalu. Sayangnya Ryamizard belum mau menyebutkan siapa pihak yang dimaksud tersebut.
"Pastinya ada yang ngompor-ngomporin. Kita ini, bangsa ini, kan banyak. Ada yang senang, ada yang tidak senang," kata Ryamizard di Gedung Kemhan, belum lama ini. Menurut dia, siapa orangnya pasti ada. Tapi beliau keberatan untuk menyampaikan pada kesempatan itu. Kendati demikian sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi secara detail dan rinci soal kasus di Papua tersebut.
Menurut Ryamizard lagi, pihaknya belum menanyakan secara detail perihal situasi terkini di Papua. Dia berharap agar aparat keamanan di sana fokus menyelesaikan konflik tersebut. "Kalau sudah selesai, baru saya tanyakan yang pastinya. Kalau sekarang kita ngomong masih enggak pasti, enggak bagus juga," katanya. Di sisi lain, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu meminta semua pihak mendukung tugas TNI-Polri yang tengah berupaya untuk menyelesaikan konflik di Papua tersebut.
Ryamizard juga mengimbau agar jangan sampai ada tuduhan pelanggaran HAM kepada TNI-Polri dalam berbagai langkah yang dilakukan mereka disana. "Dukunglah, jangan ditakut-takuti melanggar HAM lah, atau apa. Padahal itu untuk mengamankan negara, enggak mungkin mereka ke sana (polisi dan tentara) kalau tidak ada tugas pokok," tuturnya lagi. Ryamizard menyampaikan agar TNI-Polri mengedepankan langkah persuasif dalam menyelesaikan konflik di Papua, sehingga tidak perlu sampai menggunakan senjata.
Nantinya, jika konflik tak juga kunjung selesai, Ryamizard mengungkapkan akan langsung turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut. "Mudah-mudahan enggak perlu pakai senjata lah, bila perlu saya ke situ," kata Ryamizard. Kelompok bersenjata di Distrik Tembagapura, Papua, memutus akses dua kampung di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Dua desa tersebut adalah Banti dan Kimbely. Diperkirakan pemutusan akses yang dilakukan KKB lantaran mereka tidak mendapatkan jatah emas yang didulang warga setempat selama ini.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengeluarkan maklumat nomor B/MKMLT/01/XI/2017 tertanggal 12 November 2017 untuk meminta KKB yang menyandera ribuan warga di Kampung Banti dan Kimberly di Tembagapura menyerahkan diri. Boy meminta seluruh masyarakat sipil yang menguasai, membawa, memiliki, mempergunakan senjata api secara ilegal agar secepatnya meletakkan senjata dan menyerahkan diri kepada aparat penegak hukum setempat.
Polisi juga telah menetapkan 21 anggota KKB masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)Kepolisian Daerah Papua. Sebelumnya mereka diduga terlibat dalam berbagai aksi teror di Tembagapura, Mimika, dan sekitarnya. (Odjie/Cn/Jm)***

Posting Komentar

0 Komentar