Islamphobia: Masih Banyak di Perancis?

Ilustrasi Rumah Ibadah.
Oleh: Rahmat Alam*

JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com - PERANCIS diduga adalah salah satu Negara di kawasan Eropa, yang sangat banyak penduduknya yang mengidap islamphobia. Belum lama lalu, polisi pantai Perancis, mengusir dan memaksa wanita muslim berpakaian renang Muslim, untuk keluar dari kawasan Pantai. Ketakutan tanpa dasar dan bukti yang kuat terhadap Islam (Islamophobia) sebenarnya hanya diidap oleh orang yang kesehatan jiwanya terganggu.

Mereka takut hanya karena “katanya” bahwa islam itu begini dan islam itu begitu dan ulah provokator saja. Kecerdasannya menjadi tumpul, semua diterima hanya dari sebelah pihak dan perasaan yang emosi belaka. Berbagai debat di Dunia tentang islam, sering dimenangkan oleh pihak islam, namun penyakit islamophobia juga tak sembuh-sembuh, meski dari pihak non islam pun bebarapa puluh tahun yang lalu menulis buku tentang manusia terbaik di dunia, dimana Nabi Muhammad, SAW., diakui mendapatkan urutan nomor satu, namun penyakit itu (islamophobia) tetap saja tidak sembuh-sembuh. Dalam bahasa agama, yang demikian itu karena rasa “dengki” saja, sehingga akal sehat pun dapat dikalahkan oleh perasaan dengki. Ini sangat berbahaya!

Penistaan terhadap islam sering dilakukan oleh oknum-oknum yang notabene bukan pemeluk islam. Mereka berlindung di bawah pengaruh Negara-negara maju di bidang persenjataan dan komunikasi (mass media). Negara-negara yang terus-menerus ikut campur urusan Negara lain dengan dalih HAM dan demokrasi. Sudah sempurnakah HAM dan demokrasi di negaranya masing-masing? Sangat lucu sekali tingkah polah mereka, ini dilakukan karena mereka merasa “kuat” di bidang persenjataan dan ekonomi, mereka sok kuasa di dunia dan melakukan “pembunuhan” di Negara-negara lain dengan alasan menegakkan HAM dan demokrasi, serta dengan alasan menumpas teroris.

Islam garis keras? Di islam tidak ada istilah garis keras, yang ada “tegas”! Penerapan hukum yang “mencla-mencle” (baca: mudah disogok, suap, kong-kalikong, jual-beli hukum dst.) akan menghancurkan sebuah keadilan! Jangankan di Negara, di rumah tangga, islam ajarkan ketegasan dalam memimpin rumah tangga, apalagi Negara! Ketegasan sangat berbeda dengan kekerasan. Dalam lima puluh tahun terakhir ini, islam sedang dalam permainan pihak tertentu dengan cara di “adu-domba” antara sesama islam dan antara umat islam di suatu negara dengan pemerintahannya sendiri. Jadi jika bicara soal kebebasan, HAM dan Demokrasi, umat islam hanya tersenyum saja, siapa yang punya hajat dan siapa yang memporak-porandakannya sendiri!

Ibarat syair: “rumah sakit kau dirikan sebagai rasa kasih, orang sakit kau obatkan sebagai rasa kasih, orang miskin kau kasihi, anak yatim kau santuni, namun bom atom kau ledakkan semua jadi berantakkan!” Mengertikah anda posisi keteraniayaan umat islam saat ini? Palestina keras karena didikan Israel, Afghanistan jadi korban, Iran, Irak semuanya hancur akibat sebuah konspirasi besar yang kini sudah terbaca oleh umat islam, itu yang disebut sebuah: kekerasan dan kekejaman, ribuan nyawa tak berdosa melayang! Jika perlu Negara-negara islam tidak boleh bikin nuklir, jika perlu bikin senjata juga tidak boleh, agar mudah dipermainkan, agar jinak dan dijinakkan agar mudah diatur dalam ketidakadilan, begitukah?

Umat islam sudah tidak percaya dengan mulut manis yang dibungkus dengan janji “bantuan” keuangan dan logistik untuk Negara-negara miskin. Dan ketika islam mulai dapat mengatur diri, menunjukkan kekecewaannya dengan senyum, membangun negerinya dengan damai, siapa yang merasa bingung, cari-cari kesalahan dan menebar isu bahwa islam agama yang keras, islam keji dan berbagai fitnah terus digulirkan. Rasa takut itu menjadi satu kata: islamophobia!

Sungguh tidak masuk diakal, meneriakkan kebebasan, tapi muslimah pakai jilbab kok dilarang? Ini fakta! Islam mengajarkan manusia hidup beradab. Sopan, termasuk dalam berpakaian. Tidak boleh berzina juga tidak boleh memakai narkoba. Mereka takut jika islam berkuasa, karena islam tegas. Dari mana budaya bugil, darimana asalnya narkoba, dari mana datangnya budaya free-sex (zina), dari mana datangnya film-film tentang kekerasan? Masih mau menang sendiri?  Umat islam dalam lima puluh tahun terakhir ini justru sudah banyak mengalah dari kerakusan penjajah, penindasan HAM, fitnah-fitnah tentang kenabian Muhammad SAW., dan tuduhan-tuduhan tentang terorisme.

Ketidakadilan yang dialami oleh umat islam di percaturan dunia, menimbulkan perlawanan. Dan ketika perlawanan itu muncul maka diteriakkan sebagai: “teroris”! Islam teroris, islam teroris! Ini persis ketika Indonesia dijajah oleh kolonial Belanda, ketika rakyat bergerak mengadakan perlawanan untuk meraih merdeka, mereka (penjajah) juga meneriakkan hal yang sama, yaitu sebagai ekstrimis dan teroris, begitulah sejarah berulang!? Mata hati mereka benar-benar sudah buta, dari kebutaan itulah muncul penyakit yang mungkin tidak akan pernah ada obatnya, yaitu: islamphobia!. *) PDII – LIPI, Jakarta.

Posting Komentar

0 Komentar