(Foto:Ilustrasi Kasus Pencurian Dompet) |
Sosok yang kerap disapa
Putra itu menjelaskan, awalnya suasana di lobi JCC masih ramai. Tepat di
seberangnya terdapat pagar pembatas agar simpatisan tidak masuk hingga ke dekat
pintu masuk VVIP yang diperuntukkan bagi capres-cawapres.
Beberapa menit sebelum
kejadian pencopetan, Putra bersama awak-awak media lainnya berkumpul tepat di
lobi dekat pintu masuk tersebut, menunggu pasangan capres-cawapres nomor urut 2
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka keluar dari dalam Plenary Hall JCC.
Saat Prabowo-Gibran
berjalan keluar menuju lobi Plenary Hall JCC,
Putra bersama puluhan awak media lainnya langsung melakukan sesi
doorstop. Namun, pasangan beda generasi itu tidak berhenti sejenak untuk meladeni
beberapa pertanyaan para jurnalis yang bertugas.
Alhasil, Putra bersama
para awak media terdorong hingga ke bagian pagar yang membatasi simpatisan,
karena Prabowo-Gibran tidak menginginkan dilakukan sesi doorstop. "Di saat
itu saya berhenti di depan pagar, masih di dalam pagar pembatas. Tetapi, banyak
orang tak dikenal (OTK) yang berada di bagian dalam pagar selain pihak
keamanan," ujar Putra.
Dalam kondisi itu,
Putra tidak menyadari bahwa tas yang dia kenakan dalam kondisi terbuka,
sehingga isi di dalamnya seperti dompet dan charger handphone dapat terlihat
orang lain.
"Gibran kan
nyamperin para pendukung, nah saat itu tas sudah terbuka dan dompet udah
hilang," urainya memaparkan kronologis yang diingatnya. Ketika Putra sadar
dompetnya dicomot OTK, aparat keamanan dari kepolisian dan pihak pengamanan
dari KPU RI tengah berjaga di dekat pagar pembatas simpatisan di bagian depan
lobi Plenary Hall JCC.
Namun, dia memastikan
di dalam dompetnya terdapat uang tunai dan beberapa kartu ATM. Sehingga,
dirinya langsung melapor kepada pihak berwajib di sektor Kota Jakarta Pusat dan
beberapa bank. "Ada STNK, SIM, ATM,
dan uang tunai Rp 200 hingga 300 ribu," demikian Putra menambahkan. (ZIK)
0 Komentar