Inilah Capaian Kemendikbud di Tahun 2016

Mendikbud Muhadjir Effendy didampingi para pejabat eselon 1 dan 2 Kemendikbud.
Mendikbud Muhadjir Effendy didampingi para pejabat eselon 1 dan 2 Kemendikbud.
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com – Jelang tahun baru 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar konferensi pers untuk memaparkan capaian target program prioritas nasional bidang pendidikan dan kebudayaan.
Dalam konferensi pers tersebut, Mendikbud Muhadjir Effendy memaparkan, secara keseluruhan ada lima hal pokok yang dilakukan Kemendikbud sebagai landasan umum dalam menjalankan program-program kementerian.
Pertama, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; kedua, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; ketiga, melakukan revoluasi karakter bangsa; keempat, memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial di Indonesia, dan kelima, penguatan tata kelola dan partisipasi publik,” jelas Mendikbud.
Dalam peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, ada sembilan program prioritas yang dijalankan sepanjang tahun 2016. Program-program tersebut adalah Distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP), Sertifikasi Guru, Akreditasi Sekolah dan Lembaga, Unit Sekolah Baru, Peningkatan Kompetensi Guru, Pembangunan Perpustakaan, Ruang Kelas Baru, Tunjangan Profesi Guru (PNS dan Non-PNS), dan Rehabilitasi Ruang Kelas. Salah satu capaian yang diraih adalah jumlah ruang kelas yang berhasil direhabilitasi melebihi target, yaitu sebanyak 12.752 ruang, dari target 11.633 ruang.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, Kemendikbud telah melakukan pengembangan SMK, khususnya
Untuk beberapa jurusan yang menjadi prioritas pendidikan vokasi, antara lain SMK Kemaritiman dan SMK Pertanian. Dari sisi infrastruktur, Kemendikbud telah membangun ruang kelas baru di SMK, sebanyak 5.478 ruang.
“Kemudian sesuai amanat Nawa Cita, Kemendikbud juga melakuan revolusi karakter bangsa, salah satunya melalui penguatan pendidikan karakter. Pada tahun 2016, ada 542 sekolah yang menjadi sekolah percontohan,” ujar Mendikbud saat jumpa pers di Kantor Kemendikbud, Jakarta, (30/12/2016).
Di bidang kebudayaan, setidaknya ada empat program utama yang berhasil dijalankan dengan baik, sesuai target. Pertama, Revitalisasi Desa Adat, dengan realisasi sesuai target, yaitu 139 desa; kedua, Pelestarian Cagar Budaya, dengan realisasi sesuai target, yaitu 3.375 unit; Fasilitasi Komunitas Budaya dengan realisasi sesuai target, yaitu 334 komunitas; dan Revitalisasi Museum dengan realisasi 17 museum dari target 24 museum. Program-program di bidang kebudayaan itu mendukung turut memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial di Indonesia, termasuk program di bidang bahasa, antara lain menambah lema (kosakata) dalam kamus, serta pengembangan istilah.
Mendikbud menuturkan, Kemendikbud juga melakukan penguatan tata kelola dan partisipasi publik dengan capaian berupa status integritas dari KPK yang menyatakan Kemendikbud sebagai wilayah bebas dari korupsi (WBK), serta indeks kepuasan pemangku kepentingan yang mencapai angka 77.
Selain itu, sesuai amanat Presiden Joko Widodo, yaitu “Membangun dari Pinggiran”, Kemendikbud juga memiliki program Sekolah Garis Depan (SGD) dan Guru Garis Depan (GGD) di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). “Sekolah Garis Depan adalah perwujudan Nawa Cita ke-3 dengan pembangunan sekolah di daerah 3T,” tutur Mendikbud. Hingga saat ini Kemendikbud telah membangun 114 SGD yang tersebar di 49 kabupaten/kota. Sementara program GGD merupakan pengiriman guru ke daerah 3T sebagai salah satu upaya pemerataan distribusi guru. Pada tahun 2016, Kemendikbud telah mengirim 6.2.96 guru dalam program GGD.
Dalam konferensi pers akhir tahun 2016, Mendikbud Muhadjir Effendy didampingi para pejabat eselon 1 dan 2 Kemendikbud. Mereka yang hadir antara lain Sekretaris Jenderal Didik Suhardi, Inspektur Jenderal Daryanto, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Totok Suprayitno, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid. (Q4/Rel)

Posting Komentar

0 Komentar