Pelaksana
Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Imigrasi Saffar M. Godam menegaskan bahwa,
"Kami telah memasang sign (tanda) 'no tipping' dalam tiga bahasa, terutama
di perlintasan bandara dan pelabuhan internasional yang paling ramai
penumpang”, ucap Saffar.
Lebih
lanjut Saffar mengatakan, Ditjen Imigrasi berkomitmen untuk menghapus praktik
pungli di tempat pemeriksaan imigrasi. Terkait hal ini, Ditjen Imigrasi
mengerahkan tim dari Direktorat Kepatuhan Internal untuk mengawasi secara
langsung ke tempat pemeriksaan imigrasi yang paling ramai di Indonesia.
Bersamaan
dengan itu, Ditjen Imigrasi membuka pengaduan langsung melalui kode respons
cepat (QR code) yang tersedia di setiap konter imigrasi. Masyarakat dapat
menyampaikan dugaan penyelewengan melalui kanal tersebut.
Ditjen
Imigrasi juga terus memperkuat digitalisasi layanan keimigrasian untuk
efisiensi dan mempermudah orang melintas dengan visa elektronik via autogate.
Digitalisasi tersebut meminimalisasi interaksi antara petugas dan pelintas
sehingga diyakini dapat menekan potensi penyalahgunaan wewenang.
Saffar
juga mengungkapkan, Ditjen Imigrasi telah memasang 264 autogate di lima tempat
pemeriksaan imigrasi (TPI) besar. Pada Bandara Internasional Soekarno-Hatta
sendiri, kata dia, sudah terpasang 98 autogate. "Dan direncanakan akan
dioptimalisasikan di seluruh TPI di Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya,
beredar surat resmi dari Kedutaan Besar China tertuju ke Kementerian Luar
Negeri RI mengenai kasus pemerasan terhadap warga negara (WN) China yang
terjadi di bandara di Indonesia. Surat tersebut tertanda tanggal 21 Januari
2025.
Melalui surat itu, Kedubes China menjelaskan bahwa dengan bantuan Direktorat Konsuler Kemlu RI, pihaknya telah menjalin kontak dan berkoordinasi erat dengan Kantor Imigrasi Bandara Internasional Jakarta untuk menyelesaikan kasus pemerasan terhadap WN China tersebut. Pihak Kedubes China juga menyebutkan bahwa mereka telah menyelesaikan sedikitnya 44 kasus pemerasan dengan total uang sekitar Rp32.750.000 yang dikembalikan kepada lebih dari 60 WN China.
Terkait hal itu, Menteri Imipas Agus Andrianto menyebut pihaknya telah mencopot sekitar 30 pejabat imigrasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Para pejabat itu juga diperiksa oleh internal Kementerian Imipas. "Setelah kami terima semua datanya, langsung kami tarik semua (petugas, red.) yang ada di data dari penugasan di Soetta. Kami ganti," kata Agus. (ZIK)
0 Komentar