Jakarta, KORANTRANSAKSI.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Silmy Karim mengungkapkan bahwa, imigrasi harus bisa mendorong seluruh upaya bersama instansi-instansi terkait guna mewujudkan digitalisasi hulu ke hilir di tubuh Imigrasi Indonesia. Dalam arahannya yang disampaikan di Rapat Evaluasi dan Koordinasi Nasional (REKN) dalam rangka memperingati Hari Bhakti Imigrasi Ke-73, Silmy mengatakan jika Imigrasi harus melakukan komunikasi secara khusus dengan pihak Angkasa Pura terkait pengelolaan autogate di bandara internasional.
“Imigrasi harus
shifting, artinya kita lakukan digitalisasi yang arahnya adalah kontribusi
ekonomi melalui pelayanan yang baik dan ramah pengguna. Digitalisasi juga akan
heavy di pengawasan dan penindakan hingga intelijen keimigrasian. Dengan
begitu, kekuatan Imigrasi dalam menjaga pintu masuk RI akan semakin solid,”
tutur Dirjen Imigrasi.
Ia juga mengatakan bahwa, Imigrasi harus berkoordinasi dan melakukan berbagai persiapan untuk mengimplementasikan Golden Visa. Dimana Visa ini merupakan bentuk baru dari Second Home Visa, dengan target investor dan pebisnis internasional, talenta global dan wisatawan lansia mancanegara yang memenuhi kriteria. Golden Visa merupakan ‘tiket emas’ bagi individu potensial dari berbagai negara untuk mengembangkan modal yang akan bermuara pada peningkatan kesempatan kerja dan pembangunan ekonomi nasional. “Pembayaran perpanjangan visa online, izin tinggal online dan overstay saya harap ke depannya dapat dilakukan dengan kartu kredit. Mekanisme pembayaran ini perlu dukungan dari instansi terkait agar dapat diimplementasikan, kita akan upayakan supaya dapat dibahas lebih lanjut”, ucap Silmy.
Disamping menyampaikan
kemajuan program-program yang sedang dijalankan, Silmy menyampaikan harapan
besarnya kepada para kepala kantor imigrasi dan board of directors Imigrasi
yang hadir. Menurutnya, bukan tidak mungkin suatu saat semua produk keimigrasian
tersedia secara digital bahkan dapat disimpan dalam aplikasi.
“Saya punya mimpi bahwa
kelak Imigrasi Indonesia akan begitu mutakhir, menjadi contoh baik bagi
negara-negara lain untuk bidangnya. Saya harap, suatu saat paspor kita itu bisa
pakai aplikasi, sehingga semakin mudah lagi. Paspor fisik tetap ada, tetapi
bisa juga diwakilkan dengan aplikasi, misalnya pakai QR Code, seperti di Qatar.
Di bandara juga ada autogate yang cepat untuk mengurangi ketergantungan kepada
manusia,” ujarnya.
“Nanti kita siapkan
paket-paket (layanan keimigrasian) menarik yang memungkinkan WNA bisa menikmati
liburan dan berbisnis di Indonesia. Big data dan supporting system yang
istimewa kita kembangkan terus,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Imigrasi juga menyampaikan inisiatifnya dalam peningkatan kesejahteraan pegawai Imigrasi. Silmy sedang menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait pemanfaatan anggaran, IT dan kesejahteraan pegawai dengan harapan dapat diterapkan di Imigrasi. “Terakhir, Presiden Joko Widodo secara khusus menyampaikan kepada saya untuk mempelajari lebih lanjut tentang keimigrasian di Uni Emirat Arab (UEA). Saya akan mendalami keistimewaan mereka, di samping Imigrasi di Qatar dan Singapura yang juga saya jadikan referensi untuk membawa Imigrasi Indonesia jadi yang terdepan,” tutupnya. (TIM/RED)
0 Komentar