Teller Telah Menghitung Mata Uang Dollar AS Di Penukaran Uang Di Jakarta (Foto;dok) |
Jakarta,
KORANTRANSAKSI.Com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry
Warjiyo mengatakan, kabar mengenai skenario terburuk nilai tukar rupiah yang
mencapai 20.000 per dolar AS menjadi sorotan global. Adanya kabar yang keluar
saat April Mop tersebut, ia mengaku sibuk berhubungan dengan para investor
global secara daring.
"Saya harus
melakukan berbagai komunikasi secara intensif kepada investor global. Kemarin
seharian saya lakukan teleconference dengan investor global dan lembaga
pemeringkat," kata Perry.
Adapun pada Rabu
kemarin, Gubernur Bank Indonesia beserta Menteri Keuangan, Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) sempat melaporkan kebijakan stimulus fiskal untuk berperang
melawan virus corona (Covid-19) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.
Pada kesempatan
tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat memaparkan skenario
buruk terhadap nilai tukar rupiah hingga bisa menyentuh 17.500 per dolar AS,
serta skenario terburuk yakni 20.000 per dolar AS.
Perry menyatakan, hal
itu hanyalah sebuah perumpamaan yang coba dicegah agar jangan sampai terjadi.
Namun demikian, pemberitaan terkait kurs rupiah sebesar 20.000 per dolar AS
sudah banyak menyebar sejak kemarin, sehingga membuat Perry berjibaku melakukan
rapat online bersama para investor dari seluruh dunia.
"Jam 8.30 WIB tadi
saya teleconference dengan investor, khususnya investor di Asia dan Amerika.
Sore nanti ada teleconference dengan investor Eropa, untuk berikan penjelasan
langsung dari kami terhadap apa yang kemarin dikemukakan dalam
teleconference," ujar dia.
BI Yakin Rupiah Menguat
ke 15.000 per Dolar AS di Akhir 2020. Gubernur BI Perry
Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini itu memadai levelnya.
Menurutnya, Bank Indonesia terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar
bergerak stabil.
"Stabilitas yang
dalam seminggu terakhir berjalan dengan baik, di pasar modal dan pasar keuangan
bisa kita jaga. Dengan itu, kami punya keyakinan tidak hanya bergerak stabil,
bahkan cenderung menguat sampai 15 ribu sampai akhir tahun ini," tuturnya.
Perry menambahkan,
proyeksi itu turut terbangun berkat adanya kepercayaan diri dari investor dan
pasar yang telah terbangun, sehingga ada kecenderungan kurs rupiah akan menguat
di akhir tahun nanti mengarah ke 15 ribu per dolar AS.
"Kami perlu
mempertegas apa yang disampaikan dalam sesi teleconference kemarin, khususnya
dengan angka makro ekonomi. Perlu ditekankan, angka makro adalah what of
skenario, bukan proyeksi," tegas dia.
Tak hanya itu, ia
menyebutkan, pemerintah terus berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi negara
agar tidak lebih rendah dari 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita dengan
berbagai policy yang insya Allah dilakukan baik, pertumbuhan ekonomi kita
upayakan akan tidak lebih rendah dari 2,3 persen PDB, dengan langkah stimulus
fiskal dan stabilitas di sektor keuangan dan nilai tukar rupiah,"
ungkapnya.
"Nilai tukar yg
kemarin disebutkan, 17.500 per dolar AS sampai 20.000 per dolar AS itu adalah
what if skenario, bukan proyeksi. Kami yakini nilai tukar rupiah saat ini
memadai," dia menandaskan. (TIM)
0 Komentar