DPRD Tangsel Nilai Banyak Sekolah Tidak Layak Operasional

Sekretaris Komisi II DPRD Tangsel Muhammad Aziz.

Masih banyak sekolah swasta yang pembangunannya terkesan dipaksakan.

Tangsel, Trans - Ada pengalaman menarik menyangkut dunia pendidikan di Tangerang Selatan yang diperoleh kalangan legislative setempat. Dalam suatu sidak, beberapa anggota Komisi II, DPRD Tangsel, yaitu Muhammad Aziz, Eeng Sulaiman dan Tarmizi melihat ternyata masih banyak sekolah swasta yang menginduk dengan sekolah negeri dalam hal pelaksanaan Ujian Nasional, seperti yang terjadi awal 2016 silam.

Diduga sekolah-sekolah swasta tersebut dalam hal akreditasi masih jauh di bawah standar, sehingga harus menginduk dengan sekolah negeri atau kepada sekolah swasta lain yang memiliki akreditasi A.

Muhammad Aziz, selaku Sekretaris Komisi II DPRD Tangsel, mengatakan dalam beberapa kali tinjauannya ke sekolah swasta masih banyak sekolah swasta yang terkesan dipaksakan saja pembangunannya. “Bahkan lapangan parkir saja tidak ada, dan juga fasilitas penunjang pendidikan lainnya pun kurang memadai. Ini yang membuat kami heran kenapa sekolah seperti ini bisa beroperasi,” ujarnya.

Seharusnya, sambung Aziz, pemerintah melalui dinas terkait harus lebih ketat lagi dan sekolah tersebut diberikan izin apabila sudah memiliki kelayakan dari segi sarana pendidikan. “Dinas terkait harus lebih ketat lagi dalam mengijinkan berdirinya sekolah swasta di Tangsel, semuanya harus dinyatakan layak untuk sarana pendidikan dan proses mengajar dan belajar. Baru boleh mendirikan sekolah,” ujarnya.

Sementara Anggota Komisi II DPRD Tangsel, Eeng Sulaiman mengatakan, hal yang paling mengkhawatirkan ialah. Sekolah-sekolah tersebut lebih mengutamakan bisnis saja bukan lebih pada pengabdian di dunia pendidikan. “Kami khawatir saja ini lebih pada bisnis saja, sehingga mengabaikan apa yang menjadi persyaratan utama dalam mendirikan dan mengoperasikan sarana pendirikan,” ujarnya.

Jika peraturan ini lebih diperketat lagi, maka kedepannya setiap sekolah mau pun swasta dan negeri yang ada di Tangsel, memiliki kesamaan dalam hal fasilitas. “Kalau semuanya lengkap ijinnya, jadi ke depannya tidak ada lagi sekolah kumuh atau sekolah bagus, karena standarnya itu sudah ada, sehingga sekolah yang dibangun pun tidak asal-asalan,” ujarnya. (dra/07)***

Posting Komentar

0 Komentar