Kerugian Kebakaran Hutan 2015 Mencapai Rp220 Triliun

Presiden Jokowi berbincang dengan peserta Rakornas Pengendalian Karhutla 2017, di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/1/2017) pagi.
Presiden Jokowi berbincang dengan peserta Rakornas Pengendalian Karhutla 2017, di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/1/2017) pagi.
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada tahun 2015 mencapai Rp220 triliun, yang termasuk dampak karena pembatalan penerbangan, perkantoran yang libur, maupun aktivitas ekonomi yang berhenti.
“Sebuah angka yang sangat besar sekali,” ujar Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Rakornas Karhutla) Tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta, Senin (23/1/2017) pagi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada 2015 lalu telah membuat pemerintah pontang-panting dan melakukan segala cara untuk memadamkannya. Namun hal tersebut menjadi sia-sia karena telah terlanjur terbakar.
Untuk itu, Presiden berharap semuanya mengantisipasi jangan sampai peristiwa kebakaran seperti tahun 2015 itu terulang kembali. “Kita patut bersyukur, tadi seperti disampaikan oleh Menko Polhukam, 2016 turun sampai 82-83 persen. Kita harapkan tahun 2017 ini juga mengalami penurunan lagi,” kata Presiden Jokowi.
Di sisi kesehatan, menurut Presiden, pada 2015 gangguan kesehatan yang ditimbulkan mencapai 504.000 orang terutama anak-anak yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).  Dampak lain yang ditimbulkan adalah hilangnya habitat keragaman hayati.
“Ini juga dampak yang tidak bisa dihitung secara ekonomi. Besar sekali, hutan yang rusak diperkirakan 2,6 juta hektar. Kemudian juga yang berkaitan dengan liburnya sekolah, ini juga enggak bisa dihitung kerugian kita berapa. Berapa hari tidak sekolah, berapa minggu libur, atau berapa bulan libur,” papar Presiden Jokowi seraya menyampaikan harapannya agar pada 2017 ini kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi lagi.
Presiden mengungkapkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 tersebut juga diakibatkan kurangnya pencegahan dini. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar tahun 2017 ini harus sangat dipersiapkan. Sehingga di awal tahun ini, pemerintah ingin agar semuanya memahami dan menyadari bahwa titik api yang banyak serta kebakaran yang besar itu akan berdampak pada semua baik di sisi ekonomi, kesehatan, dan kehilangan keragaman hayati.
“Alhamdulillah, di 2016 kalau kita lihat, titik apinya berkurangnya kelihatan sekali sangat besar,” terang Presiden.
Mengutip laporan yang disampaikan oleh Menko Polhukam bahwa luas kebakaran hutan dan lahan per Desember 2016 lebih rendah 83,21% dibandingkan 2015, diakui Presiden Jokowi mengalami penurunan yang sangat drastis karena antisipasi dan pencegahan yang dilakukan bersama-sama.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah melaksanakan pekerjaan yang besar itu. “Ini dimulai dari desa dengan menggerakkan Babinsa, menggerakkan Babinkamtibmas, menggerakkan Polsek, menggerakkan Koramil, Kodim bergerak, Polres bergerak, Danrem bergerak, Dandim bergerak, Kodam, Polda semuanya bergerak, sehingga hasilnya turun 83% dan hotspot-nya turun 82%. Sebuah penurunan yang sangat drastis sekali,” kata Presiden Jokowi mengapresiasi.
Presiden mengajak para peserta untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2017 ini agar persentasenya menurun bahkan menghilang. “Meskipun itu saya tahu sangat sulit, tetapi apapun kita harus kerja keras untuk mengantisipasi ini,” tutur Presiden.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menkominfo Rudiantara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (SN/Rel)

Posting Komentar

0 Komentar