Kemenpar Siapkan Program Prioritas Untuk Mencapai Target 15 Juta Wisman Pada 2017

Menpar Arief Yahya menggelar Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona.
JAKARTA, KORANTRANSAKSI.com – Pemerintah menetapkan target pariwisata 2017 yakni; kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 13%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 200  triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta dan pergerakan wisnus 265 juta.
Hal itu dijelaskan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat menggelar Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata Jakarta, Rabu (21/12/2016). Menpar didampingi Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara dan  Pejabat Eselon 1 di lingkungan Kementerian Pariwisata, Ketua Umum Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), serta Ketua Umum GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) memberikan penjelasan umum tentang kinerja kementerian selama tahun 2016 dan pemaparan program prioritas tahun 2017.
Pemerintah, lanjut Menpar Arief Yahya, juga menargetkan indek daya saing (WEF) berada di ranking 40, dari posisi saat ini di ranking 50 dunia. Sedangkan target pariwisata 2019 yakni; jumlah kunjungan wisman 20  juta; pergerakan wisnus 275 juta;  kontribusi terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 15%; devisa yang dihasilkan sebesar Rp 280  triliun; penyerapan tenaga kerja sebanyak 12,6 juta; serta indek daya saing (WEF) berada di ranking 30 dunia.  
Menurut Menpar Arief Yahya, capaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga Oktober 2016 secara kumulatif sebanyak 9.403.614 wisman atau tumbuh 9,54% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 8.584.832 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2016, target 12 juta wisman akan terlampaui, dengan estimasi akan tercapai kunjungan wisman pada November sebesar 1,3 juta wisman dan Desember 1,5 juta wisman.
“Target pada triwulan 4 (Oktober, November, Desember) 2016 sebesar 3,9 juta wisman atau 32,5% dari target 2016. Pada Oktober sudah tercapai 1,040 juta wisman atau tumbuh 18,55%,  sedangkan sisanya 2,86 juta optimis akan terlampaui karena dalam tiga bulan tersebut adalah saat peak seasons dan menurut data akan terjadi pertumbuhan tinggi hingga dua digit,” kata Menpar Arief Yahya.
Lebih jauh Menpar Arief Yahya menjelaskan, secara garis besar kebijakan dalam mengembangkan kepariwisataan selama tahun 2016 sudah on the track sehingga  target pariwisata yang ditetapkan, yakni; kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 11%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 172 triliun dan  penyerapan 11,8 juta tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan); jumlah kunjungan wisman 12 juta dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) 260 juta optimis akan tercapai. “Capaian kinerja pariwisata tahun 2016 ini semakin menguatkan kita untuk meraih target 2017 hingga 2019,” kata  Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya menegaskan kembali amanat Presiden Joko Widodo agar pertumbuhan sektor pariwisata dipercepat dan diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah dalam program pembangunan lima tahun ke depan yang fokus pada sektor; infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector karena dalam jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhan sektor pariwisata positif.

Tiga Program Prioritas
Menpar Arief Yahya pada kesempatan itu memaparkan tiga program prioritas Kemenpar yang akan diimplementasikan tahun 2017 yakni; digital tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara. Menpar menegaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan digital  tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar fokus yang tersebar di 26 negara.
Program digital tourism baru-baru ini dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia Tourism Exchange) yang merupakan digital market place platform dalam ekosistem pariwisata atau pasar digital yang mempertemukan buyers dan sellers dimana nantinya semua travel agent, akomodasi, atraksi dikumpulkan untuk dapat bertransaksi. “Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah go digital,” kata Menpar Arief Yahya.
Selain itu juga telah diluncurkan War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona, kantor Kemenpar sebagai  pusat pemantauan berbasis teknologi digital. Dalam ruang War Room M-17 terdapat 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni: pergerakan angka-angka pemasaran mancanegara dan pemasaran nusantara, tampilan big data berisi  keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni baik negatif maupun positif. Pusat intelejen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real time update termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor yakni: Malaysia sebagai common enemy dan Thailand sebagai musuh profesional bagi pariwisata Indonesia. Selain itu ditampilkan pula indikator positif-negatif mengacu pada Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar global.
Menpar Arief Yahya juga memaparkan program pembangunan homestay sebagai program pembangunan ‘desa wisata’ yang akan dimulai kembali tahun 2017 dalam rangka mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas sebagai ‘Bali Baru’ yakni: Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok, NTB), Labuan Bajo (Flores, NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku).
Kemenpar baru-baru ini telah menyelenggarakan sayembara desain homestay dan hasil karya para pemenang sayembara itu akan dijadikan model homestay di 10 destinasi prioritas dan sekaligus dalam upaya mengembalikan arsitektur tradisional di daerah tersebut. “Tahun 2017 kami menargetkan membangun 20.000 homestay, tahun 2018 sebanyak 30.000, dan tahun 2019 sebanyak 50.000 unit. Sebagai quick win pada triwulan I/2017 akan dibangun 1.000 homestay di 10 destinasi prioritas dan destinasi lainnya di antaranya Mandalika dan Borobudur masing-masing sebanyak 110 homestay,” kata Menpar Arief Yahya.
Program prioritas 2017 yang sangat startegis adalah pembangunan konektivitas udara mengingat sekitar 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya jumlah kursi pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target tahun 2017 hingga 2019 mendatang.
Menpar Arief Yahya mengatakan, ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh  perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat.  Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan 3 juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat.
Sementara itu untuk memenuhi tambahan 4 juta seat dalam mendukung target 15 juta wisman pada 2017, Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines--Airport & Air Navigation—Authorities) yang diawali dengan melakukan nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing yaitu PT Angkasa Pura I & II dan AirNav Indonesia dalam upaya menambah direct flight (penerbangan langsung) berjadwal melalui pembukaan rute baru, extra flight,  maupun flight baru dari pasar potensial serta  pemberian incentive airport charge dan pengalokasian prioritas slot di sejumlah bandara internasional di Indonesia, serta promosi bersama dalam mewujudkan partnership action program untuk mendukung target pariwisata 2019. (RN/Rel)

Posting Komentar

0 Komentar