(Foto:Ilustrasi Harga Pangan masih terlihat tinggi) |
Dia menilai, menteri yang
juga menjadi petinggi parpol harus bisa memilih fokus, mengurusi rakyat, atau
melakukan kampanye. Menurut Eko, itu merupakan pilihan yang harus diambil dan
diprioritaskan.
Jika yang bersangkutan lebih memprioritaskan kampanye, maka rakyat kena getahnya, alias terus berkelindan dengan kenaikan harga-harga pangan dan kebutuhan hidup lainnya. "Sampai pilpres usai, masyarakat harus bersiap-siap dengan berbagai kejutan kenaikan harga, salah satu penyebabnya karena di pucuk pimpinan kementerian banyak yang cuti," tutur Eko.
"Cara paling ideal ya yang bersangkutan pilih salah satu, fokus kampanye atau urus bahan pokok dan ekonomi," lanjutnya.
Namun Eko menilai kecil
kemungkinan pimpinan maupun pengurus parpol yang menjabat sebagai menteri mau
mengurangi intensitas kampanye. Sebab, upaya meraih suara sebesar-besarnya
menjadi misi utama yang tampaknya diutamakan.Apalagi aktivitas kampanye juga
tak hanya dilakukan oleh menteri-menteri.
Kondisi serupa juga
menurut Eko terjadi di level daerah. Dia meyakini banyak pejabat daerah yang
mengambil cuti untuk mendulang suara.Karenanya, opsi lain yang dapat ditempuh
untuk mendorong stabilisasi harga pangan ialah melalui optimalisasi
lembaga-lembaga di bawah presiden seperti Badan Pangan Nasional. Lembaga
tersebut dinilai dapat mengambil peran untuk mengantisipasi kenaikan harga
pangan. (ZIK)
0 Komentar