![]() |
Seorang Ibu Rumah Tangga yang bernama Ida Ermayeni memperkenalkan hasil produknya sendiri yaitu jeruk kasturi yang bermerek Ratu Kasturi (Foto:dok) |
Namun ketika ditangan
seorang Enterpreneur, buah jeruk yang asam ini mampu memiliki nilai jual yang
lebih sehingga dapat digemari oleh konsumennya. Adalah Ida Ermayeni (60),
seorang Ibu Rumah Tangga yang berhasil merubah Jeruk kasturi ini menjadi sebuah
produk olahan dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Ditangannya, jeruk
kasturi ini diolah menjadi sirup yang mampu menembus pasar di kota-kota di luar
wilayah Sumatera Utara. Bisa ditebak, cuan pun mengalir. Tak hanya ke dia
sendiri, namun juga bagi para petani jeruk yang selama ini setia menanam dan
merawat jeruk kasturi di berbagai wilayah yang ada di Sumatera Utara.
"Saya memang suka
minum sari jeruk kasturi yang diperas bersama air kelapa muda. Namun saya
melihat, ada manfaat yang jauh lebih besar jika buah tersebut diolah menjadi
minuman,"
Berangkat dari ide
itulah, Ida memutar otak agar jeruk kasturi yang selama ini kurang memiliki
nilai ekonomi, bisa menjadi sebuah produk dengan nilai yang jauh lebih tinggi.
Sebgaai Ibu Rumah Tangga, tentunya ibu Ida memiliki kesibukan yang lain untuk
mengisi waktu dirumah yakni, membuka salon dan berjualan baju.
Suatu hari pada 2018,
dia melihat ada banyak sekali pasokan jeruk kasturi yang dihasilkan oleh para
petani jeruk di Langkat dan Deli Serdang, Sumatera Utara. Jeruk-jeruk itu
kurang diminati oleh pasar lantaran buahnya yang asam, sehingga pemanfaatannya
pun tidak banyak. "Paling hanya dipakai untuk campuran air kelapa muda”,
ujar ibu Ida.
Berangkat dari
keprihatinan itulah, ibu Ida mencoba melakukan inovasi dengan mengolah Jeruk
kasturi ini menjadi sebuah minuman yang mempunyai nilai jual tersendiri. Pada
awalnya, dia membuat olahan jeruk kasturi ini hanya untuk dikonsumsi sendiri
dan keluarganya. Lalu, dia mencoba untuk membagikan produknya itu kepada
teman-teman terdekatnya, dengan tujuan agar ia bisa melihat respon atas produk
yang ia buat sendiri.
"Saya meminta
kepada mereka untuk menilai rasanya, dan saya minta saran. Ini penting sebagai
modal awal dalam mengawali sebuah usaha," jelasnya. Setelah mendapatkan
berbagai masukan, dia memantapkan diri untuk merintis usaha produksi sirup dengan
bahan baku jeruk kasturi dengan merek dagang Ratu Kasturi. Sekaligus, dia
memilih untuk tidak meneruskan usaha salon dan jualan baju.
![]() |
Sirup Jeruk Kasturi yang bermerek Ratu Kasturi milik Ibu Ida Ermayeni (Foto:dok) |
Dengan demikian, bahan
baku yang diolah memiliki kualitas yang sama. Perlahan tapi pasti, bisnis yang
dijalankan mulai menampakkan hasil. Para pembeli datang untuk mendapatkan
produk yang dibuat itu. Tak lupa, dia membuat inovasi dengan memproduksi
berbagai varian rasa.
Selain original, Ida juga mencoba membuat sirup
dengan varian rasa somboy atau manisan dari China yang terbuat dari buah plum.
Ini karena selama ini di Medan sudah lazim jeruk kasturi dikombinasikan dengan
somboy. Namun ada cerita yang menarik ketika dia mencoba mengajukan sertifikat
halal dari MUI atas produk-produk yang dibuatnya itu.
Ida berkisah, dalam
pengurusan izin halal, tim auditor dari LPOM MUI selalu melihat apakah bahan
baku dan bahan tambahan yang digunakan sudah ada sertifikasi halal. Jika tidak
ada, maka tim auditor tidak akan mengeluarkan fatwa halal. "Termasuk bahan
somboy yang menjadi bahan tambahan pada sirup kami, ternyata tidak ada yang
memiliki label halal, sehingga kami harus mencari alternatif yang lain untuk
cita rasa varian pengganti somboy”, ucap Ida.
Berangkat dari situ,
dia memilih menghentikan produksi sirup varian somboy. Sebagai gantinya, Ida
membuat sirup jeruk kasturi dengan varian kurma. Justru dengan perubahan
itulah, sirup buatan Ida semakin digemari, pasalnya konsumen banyak yang memilih
membeli yang varian kurma.“Hingga saat ini, varian rasa kurma ini yang menjadi
best seller. Ini karena ternyata kurma juga dapat mengimbangi rasa asam yang
dimiliki oleh jeruk kasturi”, tuturnya.
Dari usaha sirup ini,
Ida setiap bulannya rata-rata berhasil menjual 300 botol @400 ml sirup jeruk
kasturi. Di mana per botol dijual seharga Rp 65.000. Penjualan produk ini pun
sudah menjangkau berbagai kota di luar Sumut, seperti Bandung, Bogor, Jakarta,
Surabaya, serta Pekanbaru. (TIM)
0 Comments