![]() |
Abdul Rachman. |
Dalam dua kali
uji coba melawan Malaysia dan Vietnam, pendatang baru skuad timnas ini selalu menjadi starter.
Nama Abdul
Rachman masih samar terdengar beberapa tahun ke belakang, namun pendatang baru di Timnas Indonesia ini sudah menjadi andalan bagi tim Merah Putih. Dalam
tujuh kali pemusatan latihan (TC) Timnas jelang Piala AFF 2016, Rachman hanya
sekali absen. Itu pun saat Timnas menggelar seleksi periode pertama yang
digelar di Stadion Pakansari, Cibinong.
Pemuda kelahiran 18 April 1991 itu kini jadi salah
satu wajah segar yang menghuni skuat tim nasional Indonesia yang akan berjuang
di Piala AFF 2016, November nanti. Rachman pun selalu dipanggil oleh pelatih Timnas, Alfred Riedl.
Bahkan, dalam dua kali uji coba, melawan Malaysia dan Vietnam, Rachman selalu
menjadi starter.
Performa Rachman
pun tak mengecewakan. Bek 25 tahun tersebut bermain dengan lugas saat memutus
serangan lawan. Dia juga rajin membantu saat Timnas sedang menyerang. Melihat penampilannya bersama Persiba begitu
menawan, mungkin itulah yang menjadikan Riedl tertarik
dengan Rachman. "Alhamdulillah, saya dipercaya oleh pelatih
untuk selalu bermain di skuat Timnas. Saya kian optimis bisa bersaing di skuat
Timnas," kata Rachman, belum lama ini.
Bukan hanya bek
kiri, namun Rachman juga bisa bermain di beberapa posisi. Sebagai bek sayap tak
hanya bertahan yang jadi andalannya, tapi juga penetrasinya ke daerah lawan
seperti yang ia lakukan bersama Persiba ketika mencetak gol solo run ke gawang
Semen Padang.
Meski begitu,
Rachman tak mau kelewat percaya diri. Dia merasa harus bekerja lebih keras agar
bisa menembus skuat utama Timnas di Piala AFF 2016 nanti. "Sebelum
bicara target bersama Timnas, tentunya saya ingin tembus ke skuat utama lebih
dulu. Kompetisi masih berlangsung dan saya harus fokus, terus bekerja
keras," jelas Rachman.
Perjalanan
karier sepak bola Rachman tak semulus pemain lainnya. Meski
sempat membela tim Persiba U-15 hingga U-21, namun Rachman harus mengadu nasib di
Bontang FC (2011-2014) dan Martapura FC (2015) pada gelaran Piala Presiden. Kariernya
melejit di usia 25 seiring kesempatan yang diberikan Jaino Matos dan Bima Sakti
di klubnya Persiba Balikpapan.
"Kesempatan
main paling banyak saat ini ketika bersama Persiba. Mungkin cocok sama coach
Jaino dan Mas Bima, alhamdulillah tahun ini sampai bisa kepantau timnas. Mungkin tahun ini memang tahun yang luar biasa buat
saya. Sehabis ikut Persiba, mungkin tahun sebelumnya saya pernah ikut (Persiba)
juga 2014, cuma musim ini terasa luar biasa sampai bisa dilirik masuk timnas,” ucapnya.
Rachman mengatakan ada dua sosok penting yang sangat
berpengaruh Dalam kariernya. "Dua sosok yang paling berpengaruh buat saya
coach Jaino sama Mas Bima Sakti. Mereka selalu memercayai saya di tiap
pertandingan untuk main dan Mas Bima selalu support saya juga kasih arahan di
luar lapangan,” terangnya.
Persaingan ketat
menjadi bagian skuat final Piala AFF 2016 diakui Rachman. Tapi ia menegaskan
tak pernah resah posisinya bakal tergusur nantinya. “Persaingan mungkin memang
ketat, tapi saya coba berikan yang terbaik saja di setiap kesempatan,” ujarnya.
“Kalau persaingan mungkin saya tidak melihatnya
seperti persaingan. Jalani saja program yang ada, instruksi dari pelatih,
memberikan yang terbaik di setiap sesi latihan. Siapa yang nanti dipercaya
untuk tampil itu mungkin yang akan dipilih nanti,” tegasnya.
Pemain kelahiran
Penajam Paser Utara ini punya perawakan kecil dan pembawaan yang kalem bahkan
pendiam di antara gerombolan timnas yang mengikuti pelatnas Karawaci saat ini.
Tapi semua berubah ketika dia tampil di lapangan hijau. Seperti pemain lain,
Rachman tak ragu menyebut Riedl merupakan sosok yang keras.
"Kebetulan
belum ada, belum pernah ngobrol (pribadi dengan Riedl). Tapi menurut saya dia
orang yang disiplin, tegas, keras dan tidak sungkan-sungkan kasih sanksi ke
pemain apabila ada yang kurang disiplin. Tapi, sejauh ini semua pemain punya
tingkat disiplin yang cukup baik," tandasnya.
Rachman mengaku tidak pernah menganggap ada persaingan
di Timnas. Baginya, mengenakan seragam Timnas adalah perjuangan yang sakral dan
harus saling mendukung. "Saya tidak merasa bersaing dengan pemain lain
di Timnas, tujuannya sama-sama berjuang untuk negara. Jadi siapa yang
diturunkan pelatih, kami dukung. Mau cadangan atau tidak, saya harus dalam
keadaan siap!" ungkapnya dengan penuh semangat.
Sempat Banting Setir
Bek kiri Persiba Balikpapan Abdul Rachman mendadak
populer setelah mengenakan kostum Timnas Indonesia. Namun, nyaris tak ada yang
tahu jika ia pernah banting setir dari sepak bola dan memilih bekerja di Dinas
Pekerjaan Umum Penajam, Balikpapan, setelah kontraknya selesai di Martapura. "Saya
pernah merasa karier saya di sepak bola tidak jelas dan lebih baik jadi
karyawan biasa," kata Rachman.
Profesi sebagai tenaga teknis di Dinas PU dilakoni selama empat bulan. Namun, keluarga dan rekan-rekannya terus mendorong Rachman untuk kembali percaya dengan kemampuannya di bidang sepak bola. "Teman-teman saya selalu mengingatkan, sayang tinggalkan sepak bola dengan bakat yang saya punya. Tapi, saya sempat terlanjur tidak minat lagi berkarier di sepak bola," kenangnya. (Q4)
0 Comments